Pages

Monday, February 4, 2013

Disfungsi Ereksi (Impotensi)

Disfungsi ereksi atau impotensi menghinggapi lebih dari lima puluh persen pria berusia 40 hingga 70 tahun di seluruh dunia, namun hanya sekitar lima persen dari mereka yang mendapatkan perawatan medis untuk menangani masalah impotensi tersebut. Menurut laporan, dari semua pria yang didiagnosa infertil, sekitar dua puluh persennya menderita disfungsi ereksi (impotensi).

Impotensi merupakan suatu kondisi dimana pria tidak dapat mempertahankan ereksi untuk memuaskan kinerja seksual. Impotensi telah membuat banyak pria frustasi. Penyebabnya bisa jadi masalah psikologis, medis, atau masalah fisik. Namun banyak juga tipe disfungsi seksual yang secara salah dianggap sebagai impotensi. Impotensi berbeda dengan ejakulasi dini, gairah seksual yang rendah, atau infertilitas (kemandulan). Impotensi tidak diakibatkan oleh masturbasi atau terlalu banyak melakukan hubungan seksual di masa lalu.

Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh banyak hal, namun pada umumnya disebabkan oleh gangguan pada arteri, vena, saraf atau hormon sehingga mengakibatkan pelemahan pada ereksi. Gangguan pada saraf dapat terjadi akibat cedera, atau beberapa penyakit seperti diabetes melitus dan multiple sklerosis, atau gangguan medis lainnya. Obat-obatan antidepresi, obat penenang, dan litium dapat menyebabkan masalah pada ereksi pria, begitu pula obat-obatan yang digunakan untuk mengendalikan hipertensi. Penyempitan pembuluh darah juga dapat mengakibatkan masalah ereksi, karena aliran darah ke penis menjadi terhambat. Jika vena tidak menutup secara efektif, maka darah tak bisa bertahan cukup lama di dalam penis untuk memicu ereksi. Kecemasan dan rasa frustasi pada saat melakukan uji infertilitas juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Viagra sebenarnya tidak memperbaiki libido, namun dapat meningkatkan kinerja seksual. Sampai saat ini belum ditemukan dampak buruknya terhadap kualitas sperma. Sebagai catatan tambahan, satu laporan penelitian menunjukkan kenaikan tingkat keberhasilan IVF (in vitro fertilization/metode bayi tabung) ketika Viagra diberikan pada wanita yang pernah mengalami kegagalan IVF sebelumnya. Viagra dipercaya dapat meningkatkan aliran darah ke uterus dan memperbaiki tingkat keberhasilan implantasi. Namun penelitian ini masih memerlukan validasi lebih lanjut.

Artikel Terkait:
Buku Panduan Cara Cepat Hamil
Pemeriksaan Infertilitas (Kemandulan) pada Pria
Sperma dan Infertilitas Pria
Tips Meningkatkan Jumlah Sperma
Obat-obatan dapat Mempengaruhi Produksi Sperma pada Pria