Pages

Friday, February 8, 2013

Dampak Polusi dan Bahan Kimia terhadap Kesuburan

Dalam lingkungan tempat kita tinggal dan bekerja terdapat ribuan bahan kimia yang tak dapat dielakkan dari kehidupan kita sehari-hari. Terlebih lagi bagi mereka yang bekerja di bidang kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa etilen oksida (bahan kimia untuk mensterilkan alat bedah dan membuat pestisida) dapat menyebabkan cacat lahir dan berpotensi menyebabkan keguguran dini (di awal kehamilan). Paparan radiasi yang berulang, seperti sinar-X, terbukti mempengaruhi produksi sperma dan menimbulkan masalah pada ovarium.

Thursday, February 7, 2013

Radiasi Elektromagnetik Membahayakan Kesuburan Anda

Secara umum, bekerja di kantor tidak berhubungan dengan peningkatan resiko masalah. Namun ada beberapa kondisi di lingkungan kerja Anda yang perlu Anda perhatikan. Misalnya saja, layar komputer/VDT (Video Display Terminal) yang Anda gunakan untuk bekerja. Apakah itu berbahaya? Tampaknya tidak. Namun beberapa peneliti meyakini bahwa wanita yang terpapar VDT selama lebih dari 20 jam seminggu beresiko tinggi mengalami keguguran akibat radiasi elektromagnetik.

Wednesday, February 6, 2013

Gaya Hidup yang Menurunkan Kualitas Sperma

Sperma berkembang dalam periode tiga bulan. Sadarkah Anda bahwa sperma matang yang Anda miliki saat ini ternyata dipengaruhi oleh gaya hidup Anda tiga bulan yang lalu? Ini berarti, apabila Anda ingin mempunyai bayi yang sehat, Anda harus melakukan perbaikan total terhadap gaya hidup Anda. Jika sebelumnya Anda rutin mengkonsumsi alkohol, merokok, atau mengkonsumsi obat-obatan hiburan, tunggulah selama tiga bulan hingga sistem tubuh Anda bersih kembali sebelum mulai mengupayakan kehamilan. Beberapa gaya hidup berikut ini dianggap menjadi faktor penyumbang pada infertilitas pria:

Penyakit Menular Seksual (PMS) Menurunkan Jumlah Sperma

Penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidia dapat menurunkan jumlah serta kemampuan gerak sperma pada pria. Penyakit tersebut menyebabkan infertilitas pada pria karena saluran genitalnya tersumbat akibat peradangan atau karena penyempitan uretra. Infeksi penyakit menular seksual dapat meluas ke sistem reproduksi seperti halnya penyakit radang panggul pada wanita. Beberapa penyakit menular seksual yang paling umum adalah:

Monday, February 4, 2013

Disfungsi Ereksi (Impotensi)

Disfungsi ereksi atau impotensi menghinggapi lebih dari lima puluh persen pria berusia 40 hingga 70 tahun di seluruh dunia, namun hanya sekitar lima persen dari mereka yang mendapatkan perawatan medis untuk menangani masalah impotensi tersebut. Menurut laporan, dari semua pria yang didiagnosa infertil, sekitar dua puluh persennya menderita disfungsi ereksi (impotensi).

Obat-obatan dapat Mempengaruhi Produksi Sperma pada Pria

Beberapa obat-obatan tertentu, termasuk obat untuk mengatasi infeksi, tukak, dan tekanan darah tinggi dapat mempengaruhi jumlah produksi sperma serta mengurangi gairah seksual pada pria. Beberapa jenis obat yang dapat menurunkan jumlah sperma antara lain:

Wednesday, January 30, 2013

Tips Meningkatkan Jumlah Sperma

Sperma yang berkualitas merupakan salah satu syarat mutlak terjadinya kehamilan, di samping hal-hal lain yang terkait. Apabila Anda bersama pasangan tengah mengupayakan kehamilan beberapa lama dan belum mendapatkan hasil positif, ada baiknya Anda menjalani pemeriksaan kesuburan untuk mengevaluasi kesehatan reproduksi dan kesehatan secara umum kedua pasangan. Dokter mungkin akan mengambil sample sperma Anda untuk melilhat gambaran tentang jumlah dan kualitasnya. Diagnosis infertilitas yang umum pada pria adalah tidak tersedianya sperma berkualitas dalam jumlah yang mencukupi. Sebelum Anda memutuskan untuk menjalani terapi kesuburan yang mungkin akan menguras kantong Anda, sebaiknya anda mencoba menerapkan tips-tips berikut ini untuk meningkatkan jumlah sperma Anda.

Tuesday, January 29, 2013

Sperma dan Infertilitas Pria

Anda mungkin tidak menyadari bahwa selama melakukan hubungan seksual, ratusan juta sperma dilepaskan ke dalam vagina pasangan Anda. Dari vagina, sperma bergerak cepat menuju tuba fallopi melalui serviks dan uterus. Pergerakan ini lebih banyak disebabkan oleh kontraksi ritmis dari organ wanita daripada kemampuan berenang sperma itu sendiri. Dari sekian ratus juta sperma, hanya beberapa ratus sperma yang berhasil mencapai sepertiga pertama tuba fallopi (tempat biasanya terjadi pembuahan). Setelah diejakulasikan ke dalam vagina, sperma hidup dan mampu membuahi sel telur selama dua hingga lima hari. Jika selama tiga hari itu terjadi ovulasi, maka salah satu sperma akan menembus masuk ke sel telur dan memulai kehamilan. Hanya dibutuhkan satu sperma yang berkualitas untuk menghasilkan kehamilan.