Pages

Monday, January 28, 2013

Pemeriksaan Infertilitas (Kemandulan) pada Pria

Masih banyak pandangan umum yang menganggap bahwa kemandulan (infertilitas) adalah masalah wanita. Kita tahu itu tidak benar. Empat puluh persen kasus infertilitas disebabkan oleh faktor wanita, empat puluh persen disebabkan oleh faktor pria, dan dua puluh persen disebabkan oleh kombinasi masalah dari pihak pria dan wanita. Dari penelitian terhadap pasangan-pasangan yang melakukan pemeriksaan infertilitas, ternyata faktor pria menjadi penyebab lebih dari 50% pasangan. Ternyata ratusan juta sperma yang dilepaskan dalam sekali ejakulasi tidak menjamin kemampuan pria untuk menghamili pasangannya, karena untuk dapat membuahi sel telur pasangannya, sperma-sperma itu harus menunjukkan kinerja terbaiknya.

Banyak alasan anatomis yang menyebabkan jumlah sperma Anda rendah, kualitas sperma yang buruk, kemampuan gerak sperma yang kurang, atau sperma yang tidak mampu menembus sel telur. Adanya penyakit lain yang Anda derita juga dapat mempengaruhi kesuburan Anda, seperti diabetes melitus, gangguan pada saraf tengah, dan tumor pituitari. Namun dengan semua penemuan inovatif di bidang endokrinologi reproduksi, kebanyakan dari masalah ini sekarang bisa diatasi sehingga memungkinkan terjadinya konsepsi.

Jika Anda bersama pasangan sedang mengupayakan kehamilan, maka langkah terbaik adalah melakukan perubahan-perubahan penting dalam gaya hidup, seperti melindungi tubuh Anda dari paparan racun (toksin), obat-obatan, dan bahan-bahan berbahaya lain yang dapat mengganggu kesuburan Anda.

Bagi pasangan yang telah mengupayakan kehamilan namun belum mendapatkan hasil yang diinginkan dalam waktu 12 bulan sebaiknya melakukan pemeriksaan infertilitas, baik pihak pria maupun wanita. Dan sebaiknya kedua pasangan memulai pemeriksaan pada saat yang sama. Tujuan pemeriksaan untuk pihak pria adalah:
  1. Mengidentifikasi potensi kondisi-kondisi dan gangguan-gangguan yang dapat diperbaiki.
  2. Mengidentifikasi kondisi yang tak bisa diperbaiki sehingga dapat dilakukan teknik reproduksi bantuan dengan menggunakan bantuan sperma sang pria.
  3. Mengidentifikasi kondisi yang tak bisa diperbaiki, namun tidak dapat dilakukan teknik reproduksi bantuan, dan pilihan yang mungkin hanyalah inseminasi dengan sperma donor atau adopsi.
  4. Mengidentifikasi kondisi-kondisi yang membahayakan kesehatan atau bahkan jiwa, yang kemungkinan menjadi akar dari infertilitas (kemandulan), dan membutuhkan perawatan medis.
  5. Kelainan genetis yang dapat mempengaruhi kesehatan calon anak apabila akan menerapkan teknik reproduksi bantuan.
Artikel Terkait:
Pastikan Dokter Mengetahui Obat-obatan yang Anda Konsumsi
Bicarakan Riwayat Seksual Anda dengan Dokter
Pemeriksaan Pra-Kehamilan